Film, oke waktunya
ngeshare film nih, haha
Film yang
disutradarai oleh Ferdan (anak Surabaya) ini mengangkat kisah tentang sisi lain
kehidupan orang-orang pinggiran di sekitar pelabuhan yaitu kehidupan kuli
angkut barang di pelabuhan tanjung mas. Pemerannya yaitu, Andhi Surya Khusuma
sebagai Slamet, kuli angkut pelabuhan, Ariani Suwandi sebagai istri kuli,
Dwitantri sebagai Ina, anak kuli, Yusuf Fadni Utama sebagai Parjo, teman kuli
angkut Slamet, Syarif Hidayatullah sebagai Cipto, teman kuli Slamet, Safilia
Vinandita sebagai dokter, Renny Desiana sebagai asisten bupati, Okta sebagai
bupati, Ambar sebagai ibu warung, Ferdan sebagai bapak RT dan mandor pelabuhan.
Nih muka-mukanya,
Ariani, Vinan, Tantri, Ferdan, Renny, Ucup
Vinan, Ambar, Ariani
Aryani, Okta, Renny, Vinan
Oke lanjut ke
sinopsis film,
Slamet si kuli
angkut yang hidup serba kesusahan, hidup dalam rumah yang sangat sederhana
bersama istri dan anaknya, Slamet yang bekerja sebagai kuli angkut pelabuhan
memiliki teman yang sama-sama bekerja sebagai kuli yaitu si Parjo dan Cipto,
keseharian Slamet bekerja sebagai kuli angkut barang guna mencari nafkah untuk membiayai sekolah anaknya
dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Pada suatu malam ketika Slamet dan
istrinya makan, si Ina yang mau menyusul makan mengeluarkan surat pemberitahuan
sekolah, bahwa ia belum membayar spp selama tiga bulan, akhirnya si Ina tidak
jadi makan karena pusing memikirkan pembayaran spp sekolahnya, dan ia disuruh
ibunya untuk tidur, lalu istri Slamet juga mengeluarkan struk hutang di warung yang
sangat banyak kepada Slamet, dan menceritakan bahwa ibu yang memiliki warung
yang dihutanginya telah menagih-nagih hutang dari istri Slamet.
Akhirnya Slamet
berjanji untuk meminjam uang kepada mandor pelabuhan untuk menutupi semua
hutang dan pembayaran spp anaknya. Paginya Slamet menghadap mandor pelabuhan
untuk meminjam uang, namun sang mandor tidak memiliki uang sebanyak yang
dibutuhkan Slamet, sehinga Slamet pulang dengan tangan hampa. Hari demi hari
berlalu, Ina mulai sakit, ia pun dilarikan ke puskesmas untukmendapatkan
perawatan, namun setelah di periksa ternyata Ina sakit parah dan harus
dilarikan ke rumah sakit karena peralatan puskesmas kurang memadai, namun
karena tidak mempunyai biaya Ina dirawat ibunya di rumah.
Di sisi lain, sedang
gemparnya pemilihan umum bupati di daerah pelabuhan, ibu Shinta, calon bupati
memberikan janji bahwa akan mensejahterakan kaum buruh pelabuhan termasuk kuli,
memberikan bantuan ke puskesmas untuk menunjang kesehatan masyarakat sekitar
pelabuhan, namun setelah terpilih janji tersebut tidak ia jalankan, kehidupan
kuli macam Slamet, Parjo, dan Cipto makin susah, dana puskesmas di korupsi
sehingga peralatan dan obat-obatan kurang lengkap.
Akhirnya setelah
beberapa lama anak Slamet, Ina meninggal dunia karena tidak dibawa ke rumah
sakit, dia tidak kuat karena penyakitnya semakin hari semakin parah. Di sisi
lain ibu Shinta sang bupati akhirnya mendapatkan ganjaran, ia di tangkap KPK
atas tuduhan korupsi dana puskesmas, seluruh rumahnya disita, para kuli angkut
dan buruh lainnya berdemo menanggapi penangkapan bupati oleh KPK, mereka minta
keadilan.
Proses pengambilan
gambar di rumah Slamet (rumah warga)
Pengambilan gambar
di pelabuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar